Jumat, 03 Juli 2009

Tulisan

Aku awali tulisan ini dengan menyebut nama Alloh, Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Di atas kebingungan aku menulis, karena tak tahu apa yang ditulis olehku ini bermanfaat atau tidak. Namun, aku tidak berkecil hati, aku akan tetap menulis mengikuti aliran pikiranku. Menulis bagiku adalah hal yang menyenangkan, sehingga aku suka corat-coret, entah itu puisi, hal yang terjadi pada diriku, dan hal yang menarik bagiku. Aku mencurahkan sebagian hidupku untuk menulis.
Deraian air mata membasahi hati yang penuh dosa, mengharapkan pengampunan, melangkahkan rasa penyesalan yang mendalam, terkadang pula dangkal, aku tak menyangkal hidupku dipenuhi dosa. Aku mencoba dan terus mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang hinggap di pikiranku, bertengger dihatiku, aku mencurahkan di atas secarik kertas, yang diharapkan berguna bagi siapa saja yang menemukannya pada suatu hari. Aku menulis mengikuti jalan pikiranku, mengikuti kejadian-kejadian yang menimpaku dan orang lain, aku mencoba mencari makna dari ini semua, akankah tercapai keinginanku ini? Aku tak dapat memastikan tentang kehidupan diriku sendiri. Di satu sisi aku dikuasai oleh Yang Maha Pencipta, dan di sisi lain aku diberi kebebasan untuk memilih jalanku sendiri. Walaupun jalan itu sudah jelas ada, aku dihadapkan kepada dua pilihan, terkadang banyak. Setiap pilihan yang aku jalankan pastilah akan dipertanggungjawabkan, mau tidak mau. Alangkah gembiranya bila ternyata pilihan yang aku jalankan merupakan yang terbaik. Sebaliknya aku akan sedih dan menyesal jikalau pilihanku ternyata malah mencelakakanku.
Aku sering melakukan hal yang sia-sia, yang membuat menyesal dan menyesal. Aku banyak menyia-nyiakan waktu yang terbatas, kesempatan yang berlalu begitu saja aku biarkan, namun aku tak mau menyerah dan jatuh begitu saja. Keseimbangan harus kupertahankan sekuat-kuatnya.
Sesal
rasa sesal mengganjal
hati yang dihinggapi keraguan
yang tak dapat menahan keseimbangan
sesal menghantui jiwa yang penuh kesalahan
dosa membumbung tingi
lautan kebingungan yang luas
sesal
apa yang kudapatkan dari rasa kesal?
hanya kelelahan yang menimpa
keringat mengalir
peluh bersimbah
sesal,
aku tak mau menyesal yang berulang
aku akan berusaha sekuat mungkin
dari penyesalan
akan kucoba memetik hikmah
mencari makna
dari peristiwa yang telah terjadi.
Aku yakin Alloh Maha Pengampun, walaupun dosa menggunung tinggi. Alloh Maha mengetahui siapa saja yang bersungguh- sungguh mengakui dosa dan tidak akan mengulanginya kembali. Alloh tetap Maha Penyayang walapun makhluk yang diciptakannya mengingkari dan mengkhianati-Nya, disamping itu Alloh Maha Pembalas.
Permohonan
Ya Alloh ! Yang Maha Pengampun,
begiu banyak dosa yang telah kulakukan
sering kali aku melupakan-Mu
perintah-Mu kulalaikan
larangan-Mu kulakukan
aku memohon ampun kepada-Mu, ya Alloh!
karena hanya Engkaulah yang dapat mengampuniku
Ya Alloh! Yang Maha Penyayang,
aku memohan pada-Mu
bukakan pintu hatiku agar selalu mengingat-Mu
dimana saja dan kapan saja
Ya Alloh! Yang Maha Pembalas,
aku tak mungkin mampu menahan siksa-Mu
dan aku tak pantas mendapat nikmat terbesar-Mu
dalam hal ini aku hanya dapat pasrah dan menyerahkan kepada-Mu
sungguh, aku malu pada-Mu
sesungguhnya hanya kepada-Mu-lah aku beribadah
dan hanya pada-Mu jua aku memohon.
Salah satu penyesalanku adalah ketika mengecewakan kasih sayang yang tak pernah berakhir, membuat marah mereka, membuat mereka susah. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk menebus kesalahan yang telah kulakukan pada mereka.
Kasih sayang yang tak pernah berakhir
sembilan bulan aku dibawa-bawa olehnya
didalam perut tempatku selama itu
tak megenal lelah
tak tahu capek
dia bersabar
mengharapkan buah hati yang manis
dan tahu diri
mengadu nasib dialam
panas tak dirasakan, dingin tak dihiraukan
dengan penuh pengharapan mengayunkan cangkul
memporakporandakan tanah dan meratakannya
ditaburkan benih kehidupan
untuk membiayaiku
oh Ibu, maafkan anakmu yang tak tahu diri ini
yang tak mampu merasakan rasa sakitmu waktu melahirkan
aku sadar, jauh sekali aku membahagiakanmu
oh Ayah, maafkan anakmu yang tak tahu berbalas budi ini
yang tak bisa merasakan kelelahan ketika engkau berjuang
aku sadar, jauh sekali aku berbakti padamu
oh kasih sayang yang tak pernah berakhir,
doakan anakmu ini agar dapat membahagiakan dan berbakti dengan baik
kepada Ibu dan Ayah
setidaknya dapat selalu mendoakan Ayah dan Ibu.
Tak seharusnya aku menuliskan apa yang ada di hatiku, namun ini telah terjadi. Aku berharap suatu saat nanti ada yang membaca dan dapat memetik setetes hikmah dari tulisan ini.
Tulisan ini adalah buah pikiranku dari apa yang terjadi sebagian hidupku. Aku mengikuti arah pikiranku saat ini, menuliskannya, dan menikmatinya. Siapa mengira orang yang membaca tulisan ini mampu memetik hikmah yang mendalam,yang tidak dapat digali oleh penulis sendiri. Tentunya itu yang diharapkan oleh penulis.
Setetes hikmah
Hikmah adalah karunia dari Alloh
bagi siapa saja yang mau mensyukuri
apa yang telah Alloh berikan berupa pikiran
karena sesuatu yang terjadi tidaklah ada yang sia-sia
Hikmah adalah setetes ilmu
dari lautan ilmu Alloh Yang Maha Luas
diberikan kepada orang yang bersungguh-sungguh
menggali apa yang terjadi dialam ini
tidak melewati batas yang ditentukan-Nya
Akhir
Kuharapkan akhir yang terbaik
yang mengantarkan kepada kebahagiaan
entah kapan dan dimana?
akhir yang terbaik.
Aku akhiri tulisan ini dengan mengucapkan bahwa segala puji hanya milik Alloh, Tuhan yang memelihara alam semesta.